Macron Pertimbangkan Perlindungan Nuklir Prancis untuk Sekutu Eropa

Presiden Prancis, Emmanuel Macron, baru-baru ini mengusulkan kemungkinan memperluas perlindungan nuklir Prancis kepada sekutu-sekutu Eropa, sebagai tanggapan terhadap meningkatnya ancaman dari Rusia. Dalam pidato yang disiarkan televisi menjelang pertemuan puncak khusus Eropa, Macron menekankan bahwa Rusia merupakan “ancaman bagi Prancis dan Eropa”, dan menyoroti perlunya diskusi strategis mengenai penggunaan penangkal nuklir Prancis untuk melindungi benua tersebut.

Prancis saat ini adalah satu-satunya negara di Uni Eropa yang memiliki senjata nuklir. Macron menegaskan bahwa keputusan penggunaan senjata nuklir Prancis akan tetap berada di tangan presiden Prancis. Langkah ini juga merupakan respons terhadap seruan dari pemenang pemilu Jerman, Friedrich Merz, yang baru-baru ini mendorong diskusi mengenai “berbagi nuklir” dengan Prancis.

Para pemimpin Uni Eropa akan membahas isu pencegahan nuklir dalam pertemuan puncak di Brussels yang berfokus pada dukungan bagi Ukraina dan pertahanan Eropa. Selama beberapa dekade, sekutu NATO di Eropa telah mengandalkan kekuatan pencegah nuklir Amerika Serikat. Namun, Macron menekankan bahwa “masa depan Eropa tidak harus diputuskan di Washington atau Moskow”, menunjukkan perlunya Eropa untuk mengambil alih tanggung jawab pertahanannya sendiri.

Macron juga menyoroti peningkatan belanja militer Rusia, yang saat ini menghabiskan 40% dari anggaran negaranya untuk pertahanan, dengan rencana memperluas tentaranya pada tahun 2030 dengan tambahan 300.000 tentara, 3.000 tank, dan 300 jet tempur. Ia mempertanyakan siapa yang percaya bahwa Rusia akan berhenti di Ukraina, menekankan perlunya sekutu memastikan Rusia tidak akan menginvasi Ukraina lagi setelah kesepakatan damai potensial ditandatangani. Ini termasuk memberikan dukungan jangka panjang bagi tentara Ukraina dan kemungkinan mengerahkan pasukan Eropa untuk menjamin perdamaian sepenuhnya dihormati.

Namun, proposal Macron ini mendapat reaksi keras dari Rusia. Kremlin menganggap rencana tersebut sebagai “ancaman”, dan Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, menyatakan bahwa mempersiapkan Eropa untuk menggunakan senjata nuklir melawan Rusia merupakan ancaman serius. Lavrov juga membandingkan Macron dengan diktator Eropa masa lalu, menunjukkan ketidaksetujuan Rusia terhadap inisiatif ini.

Selain itu, Macron juga mengusulkan kemungkinan pengerahan pasukan Eropa untuk memastikan bahwa setiap perjanjian damai di masa depan dengan Ukraina dihormati sepenuhnya, menunjukkan komitmen Prancis untuk mendukung keamanan dan stabilitas di kawasan tersebut.

No Comments

Be the first to start a conversation